25 Agu 2014

Manusia Menyukai Neraka?

Ketua sebuah pengajian meminta
maaf kepada penceramah,
karena jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut tidak banyak.
Ia semula mengharapkan agar
jamaah yang datang dapat mencapai ribuan orang, tetapi
ternyata hanya ratusan orang saja. Ia khawatir apabila
penceramah kecewa dengan jumlah yang sedikit itu.

Apa komentar penceramah tersebut?
Ia justru bersyukur dan tidak merasa kecewa. Katanya,
"Memang calon penghuni surga
itu jumlahnya sedikit dibanding calon penghuni neraka." Ia
pernah membaca koran, bahwa
di kawasan jakarta akan diadakan pagelaran maksiat. Yang hadir dalam pesta kemungkaran itu mencapai tujuh
ratus ribu orang. Kendati pesta
itu dimulai jam delapan malam,
namun pengunjung sudah mulai datang jam satu siang.

Penceramah kemudian bertanya
kepada para hadirin, "Apakah ada pengajian yang dihadiri oleh
tujuh ratus ribu orang?" Hadirin
pun serentak menjawab, "Tidak
ada." Ia kemudian bertanya lagi,
"Apakah ada pengajian yang
dimulai jam delapan malam, tetapi pengunjung sudah datang jam satu siang" Hadirin kembali serentak menjawab, "Tidak ada."

Penceramah kemudian berkata,
"Itulah maksiat, dan inilah pengajian. Kalau ada pengajian
dihadiri oleh ratusan ribu orang,
maka boleh jadi pengajian itu
bermasalah."
Ia juga mencontohkan, Nabi Nuh AS, Beliau yang berdakwah selama hampir seribu tahun,
tetapi pengikut beliau hanya empat puluh orang. "Karenanya,
kalau yang datang di pengajian ini mencapai ratusan orang, itu sungguh sudah bagus. Dan
begitulah calon-calon penghuni surga," tambahnya.
Lebih jauh, ustadz yang masih muda itu menyampaikan sebuah Hadis tentang apa yang akan
terjadi pada hari kiamat. Dalam
Hadis Shahih yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim, Nabi saw
menyatakan bahwa nanti pada hari kiamat, Nabi Adam AS akan dipanggil oleh Allah SWT. Beliau
diperintahkan oleh Allah untuk
memisahkan anak-cucunya,
mana yang akan masuk surga
dan mana yang akan masuk neraka. "Ternyata," kata Nabi saw selanjutnya, "Dari seribu anak-cucu Adam, 999 (sembila ratus sembilan puluh sembilan) masuk
neraka, dan 1 (satu) masuk surga".
Ia kemudian mengajak jamaah
untuk mengamati perilaku manusia setiap hari. "Coba kita
amati kehidupan manusia sehari-
hari. Kita lihat mereka di pasar, di
mall, di televisi, dimana saja.
Ternyata lebih banyak yang senang bermaksiat daripada
yang taat kepada Allah. Orang
bohong, penipu, ada dimana-mana, sementara yang shalat dimasjid sepi-sepi saja. Ternyata
manusia itu lebih menyukai neraka daripada surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar